Berita

Refleksi Akhir Tahun 2025: Kemensos Lampaui 97% Serapan Anggaran, Fokus Tiga Mandat Presiden

Advertisement

Kementerian Sosial (Kemensos) melaporkan realisasi serapan anggaran tahun 2025 telah melampaui 97 persen per hari ini, Kamis (01/01/2026). Capaian ini didorong oleh pelaksanaan berbagai program kesejahteraan sosial, perlindungan kelompok rentan, dan penyaluran bantuan sosial (bansos) adaptif yang sejalan dengan tiga mandat utama Presiden.

Serapan Anggaran dan Dampak di Masyarakat

Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, menyatakan optimisme terhadap dampak serapan anggaran tersebut. “Serapan kita per hari ini sudah lebih daripada 97 persen. Ini adalah satu hal yang menjadi catatan dan kita harapkan serapan yang 97 persen lebih itu berdampak di tengah-tengah masyarakat,” ujar Gus Ipul dalam Refleksi Akhir Tahun 2025 di Gedung Aneka Bhakti Kemensos, Jakarta, Rabu (31/12/2025).

Gus Ipul menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2025, program Kemensos dijalankan selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan mengakomodasi program prioritas nasional. Ia menambahkan bahwa sinergi ini menjadi modal penting untuk memperkuat pelaksanaan program di tahun 2026.

“Tentu Kementerian Sosial tidak akan sendirian, Kementerian Sosial menjadi bagian dari kerja besar Bapak Presiden, kita akan berkolaborasi, kita akan mengintegrasikan seluruh program-program yang dimiliki oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Prabowo,” tegasnya.

Tata Kelola dan Penghargaan

Dari sisi tata kelola, Kemensos mencatat sejumlah prestasi signifikan. Kementerian ini berhasil meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan 2024. Selain itu, Kemensos memperoleh Nilai Reformasi Birokrasi 2024 sebesar 86,78 (predikat A) dan dinobatkan sebagai Kementerian Terbaik II pada BKN Award.

“Saya dan Pak Wamen ingin berterima kasih kepada Eselon I, Eselon II, Unit Kerja I, Unit Kerja II yang telah bekerja keras sehingga capaian-capaian kita di bidang peningkatan tata kelola keuangan dan juga tata kelola yang lain itu bisa kita tingkatkan,” ungkap Gus Ipul.

Penyaluran Perlindungan dan Jaminan Sosial

Dalam aspek perlindungan dan jaminan sosial, Kemensos mencatat angka penerima manfaat yang masif. Sebanyak 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) menerima bansos Program Keluarga Harapan (PKH), lebih dari 18 juta KPM menerima bantuan sembako, dan 96,8 juta jiwa terdaftar sebagai Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI-JK).

Selain itu, penebalan bansos pada Juni-Juli disalurkan kepada 17,72 juta KPM, dan BLTS Kesra didistribusikan kepada 33,2 juta KPM antara Oktober hingga Desember.

Program Pemberdayaan dan Pengentasan Kemiskinan

Menindaklanjuti mandat Presiden, Kemensos terus memutakhirkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) untuk memastikan penyaluran bantuan yang tepat sasaran. Upaya ini juga didukung oleh program pemberdayaan yang mendorong kemandirian penerima manfaat.

Advertisement

Tercatat, 77.932 keluarga telah berhasil graduasi dari status penerima bansos menjadi pelaku usaha mandiri. “Melalui program yang terukur, terstruktur, keluarga-keluarga penerima bansos, pada akhirnya nanti akan pindah ke program pemberdayaan dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan menjadi keluarga yang lebih mandiri,” tutur Gus Ipul.

Layanan Rehabilitasi Sosial dan Sekolah Rakyat

Pada layanan rehabilitasi sosial bagi kelompok rentan, Kemensos menyalurkan 12.119 unit alat bantu aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, memfasilitasi 6.209 operasi katarak gratis bagi lansia, serta memberikan pembinaan kewirausahaan kepada 3.042 orang. Layanan ini menjangkau 12 Penerima Atensi Sosial (PAS) di seluruh Indonesia.

Program prioritas lainnya yang mulai dijalankan pada 2025 adalah Sekolah Rakyat, sebagai bagian dari upaya pengentasan kemiskinan. Sebanyak 166 titik Sekolah Rakyat rintisan telah beroperasi, memberikan manfaat kepada 14.846 siswa dari Desil 1 dan 2 DTSEN. Sekolah Rakyat dirancang terintegrasi dengan program unggulan Presiden lainnya, termasuk pemberdayaan, perbaikan rumah tidak layak huni, PBI-JK, dan Kopdes Merah Putih.

“Sehingga nanti anaknya lulus kemudian keluarganya juga naik kelas. Ini yang kita ingin lakukan lebih kuat lagi ke depan di tahun 2026 dengan perencanaan yang lebih baik,” ujar Gus Ipul.

Penanganan Bencana dan Koordinasi Lanjutan

Menyinggung penanganan bencana di Sumatera akhir tahun ini, Gus Ipul melaporkan respons cepat melalui distribusi logistik, dapur umum, bantuan pemulihan sosial, dan dukungan psikososial. Total bantuan yang disalurkan mencapai Rp100.484.346.880.

“Ya untuk penganggaran penanggulangan bencana di Kementerian Sosial, sedang dan terus kita koordinasikan, kita melakukan langkah-langkah bersama dengan Bappenas, Kementerian Keuangan, dan sekaligus nanti pada akhirnya kita tentu menunggu arahan lebih lanjut dari Bapak Presiden,” tambahnya.

Pentingnya Birokrasi yang Responsif

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menekankan pentingnya birokrasi yang memahami dinamika perkembangan untuk memastikan pelaksanaan program berjalan cepat dan tepat. “Supaya apa? didalam melaksanakan program-program, didalam mewujudkan program-program, birokrasi bisa berjalan dengan cepat dan tepat,” pungkasnya.

Kegiatan refleksi akhir tahun ini turut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kemensos Robben Rico, Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos Supomo, Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos Mira Riyati Kurniasih, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Agus Zainal Arifin, Inspektur Jenderal Kemensos Dody Sukmono, serta Pejabat Eselon II di lingkungan Kemensos.

Advertisement