Berita

Wamensos: Pemutakhiran Data Kunci Sukses Bansos dan Cadangan Pangan 2026

Advertisement

Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono menekankan pentingnya sinergi antara Kementerian Koordinator Bidang Pangan (Kemenko Pangan) dan Kementerian Sosial (Kemensos) dalam memastikan ketepatan sasaran bantuan pangan dan bantuan sosial. Upaya ini krusial untuk mendukung perencanaan program tahun 2026 melalui pemutakhiran data terpadu.

Sinergi Data untuk Bantuan Tepat Sasaran

Agus Jabo menjelaskan bahwa seluruh program kerja Kemensos, termasuk Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan program ATENSI bagi kelompok rentan seperti lansia dan penyandang disabilitas, disalurkan menggunakan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Hal ini sesuai dengan amanat Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025.

“Sasaran program kerja Kemensos adalah memberikan bantuan sosial, baik PKH maupun BPNT, ATENSI untuk kelompok rentan, serta program pemberdayaan. Seluruhnya kami salurkan menggunakan data tunggal sosial ekonomi nasional,” ujar Agus dalam keterangan tertulis, Senin (19/12/2025).

Pernyataan ini disampaikan Agus dalam rapat penetapan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) tahun 2026 yang dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan beserta kementerian dan lembaga terkait di Jakarta.

Untuk tahun 2026, Kemensos menargetkan PKH menjangkau 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Program BPNT dan pemberdayaan sosial ekonomi juga ditargetkan untuk 15 ribu penerima. Seluruh bantuan akan disalurkan secara nontunai melalui transfer rekening atau PT Pos Indonesia.

Koordinasi Lintas Sektor untuk Ketahanan Pangan

Dalam konteks ketahanan pangan, Wamensos menegaskan koordinasi dengan Kemenko Pangan sangat penting agar bantuan sosial dari Kemensos selaras dengan bantuan pangan pemerintah.

“Kaitannya dengan Badan Pangan, kami selalu berkoordinasi dalam pemutakhiran data agar bantuan sosial oleh Kemensos bersinergi dengan bantuan pangan. Korelasi ini harus dinamis antara Kemensos dan Kemenko Pangan, terutama dalam pemutakhiran data penerima,” tegasnya.

Proses pemutakhiran data dilakukan secara berlapis, mulai dari pendataan di tingkat desa, validasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS), hingga pengecekan lapangan oleh pendamping PKH. “Data dari desa kami validasi bersama BPS, kemudian dilakukan pengecekan langsung oleh pendamping PKH. Transparansi itu penting agar bantuan benar-benar tepat sasaran,” tambah Agus.

Advertisement

Peningkatan Cadangan Pangan dan Peran Bulog

Menko Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa rapat tersebut membahas kesiapan pemerintah menghadapi peningkatan produksi pangan pada 2026. Tujuannya adalah penetapan cadangan pangan untuk menjaga stabilitas harga dan distribusi.

“Hari ini kami rapat mengenai penetapan cadangan pangan pemerintah tahun 2026. Produksi diperkirakan lebih tinggi dari tahun ini, sehingga kita harus bersiap dari sisi penyerapan dan distribusinya agar harga tidak jatuh,” kata Zulkifli.

Pemerintah menyepakati peningkatan cadangan beras pemerintah dari 3 juta ton menjadi 4 juta ton. Cadangan ini akan digunakan untuk berbagai intervensi, termasuk bantuan pangan dan program stabilisasi harga.

Zulkifli menekankan peran Bulog sebagai ujung tombak distribusi pangan nasional, khususnya untuk menjangkau wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar.

“Bulog menjadi andalan kita, baik untuk penyaluran SPHP, penyerapan gabah, hingga pengendalian harga. Ini penting agar pangan bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia,” ujar Zulkifli.

Melalui sinergi pemutakhiran data dan perencanaan lintas sektor ini, Kemensos berharap penyaluran bantuan sosial dan bantuan pangan pada 2026 dapat berjalan lebih tepat sasaran dan berkelanjutan, guna mendukung ketahanan pangan nasional serta perlindungan sosial bagi masyarakat.

Advertisement