Ratusan siswa dari berbagai Sekolah Rakyat (SR) di Jawa Timur berkumpul di Graha Unesa Lidah Wetan, Surabaya, pada Senin (29/12/2025) untuk menggelar doa lintas agama bagi para korban bencana di Sumatera. Aksi ini merupakan wujud empati dan kepedulian generasi muda terhadap saudara sebangsa yang tengah dilanda musibah.
Doa Lintas Agama dan Aksi Solidaritas
Kegiatan diawali dengan khatmil Quran yang dibacakan oleh para siswa sebagai doa keselamatan bagi masyarakat terdampak bencana di Sumatera. Suasana khidmat menyelimuti pembacaan ayat suci yang membuka rangkaian acara.
Selanjutnya, doa lintas agama disampaikan oleh perwakilan siswa dari berbagai keyakinan. Mukhammad Ali Rizqi Abdillah dari SRT 48 Pasuruan memimpin doa, diikuti oleh Roberto Alejandro Michel Koes (Protestan), Marcel Apriliano Ferdinand (Katolik), I Made Gede Manindra Sanjaya Dharma (Hindu), dan Cindy Jaya Kusumo (Buddha). “Kami titipkan saudara-saudara kami di Sumatra yang tertimpa bencana. Kuatkan mereka dan dekatkan pertolongan-Mu,” ujar Mukhammad Ali Rizqi Abdillah.
Penampilan Siswa Tunjukkan Karakter dan Bakat
Rangkaian acara dilanjutkan dengan penampilan polisi cilik dan peragaan baris-berbaris oleh siswa Sekolah Rakyat, yang mencerminkan pembentukan karakter, kedisiplinan, serta ketangguhan mental yang ditanamkan melalui pendidikan karakter.
Para siswa juga menampilkan beragam bakat, termasuk duet lagu “Bunda” oleh siswa kembar SRMP 14 Batu, Love Sebening Wahid dan Love Sebening Isnaini, yang mengharukan para hadirin. Kejutan lain datang dari penampilan pidato dalam tiga bahasa: Jepang, Arab, dan Inggris. Riski Aulia (Jepang), Royyal Al Mala (Arab), dan Rendra Ikwal Putra (Inggris) menyampaikan pesan solidaritas dan empati bagi masyarakat Sumatera. “Untuk sahabat-sahabat kami di Sumatra, doa kami bersama kalian, dan empati kami bersama kalian. Kami belajar hari ini, juga atas nama kalian,” kata Royyal dalam bahasa Arab.
Sekolah Rakyat: Wujud Kepercayaan Diri dan Harapan
Ketua Formatur Sekolah Rakyat, Prof. Mohammad Nuh, mengapresiasi penampilan siswa yang menunjukkan hasil positif sejak sekolah dimulai pada Juli 2025. “Yang tadinya tidak punya keyakinan diri, (sekarang) tumbuh self confidence-nya. Keyakinannya tumbuh. Pun utamanya memungkinkan yang tidak mungkin, Insya Allah, kalau kita lihat satu semester ini, tanda-tandanya itu Pak Mensos sudah tampak sekali. Maka itulah salah satu di antara tujuan dari Sekolah Rakyat,” tuturnya.
Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf (Gus Ipul), turut menyampaikan apresiasi atas capaian positif siswa Sekolah Rakyat. Ia menegaskan bahwa proses belajar mengajar telah menunjukkan perkembangan dan menjadi bukti keberhasilan Sekolah Rakyat. “Hari ini kita lihat bagaimana proses belajar mengajar di Sekolah Rakyat mulai menampakkan hasilnya. Saya merasa terharu karena mulai terlihat bakat-bakat siswa Sekolah Rakyat,” kata Gus Ipul.
Gus Ipul menambahkan, lulusan Sekolah Rakyat sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, harus melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau dapat bekerja sesuai bakat dan minat. “Lulusan Sekolah Rakyat itu harus melanjutkan ke tingkat perguruan lebih tinggi atau kalau memang memilih bekerja akan disiapkan menjadi pekerja terampil, baik bekerja di dalam maupun luar negeri. Jadi pada prinsipnya kita sudah memikirkan hilirisasi dari penyelenggaraan Sekolah Rakyat,” jelasnya.
Data Sekolah Rakyat
Hingga saat ini, Sekolah Rakyat telah berdiri di 166 titik dengan kapasitas 15.820 siswa atau sekitar 638 rombongan belajar. Program ini didukung oleh 10.500 guru dan 4.442 tenaga kependidikan.
Kegiatan ini dihadiri oleh 898 siswa, 849 orang tua, 13 kepala Sekolah Rakyat, 331 guru beserta tenaga pendidik dari berbagai daerah. Turut hadir pula Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Ketua Formatur Sekolah Rakyat Prof. Mohammad Nuh, Plt. Asisten I Provinsi Jawa Timur Imam Hidayat, wakil Rektor Unesa, Penasihat I Dharma Wanita Kemensos Fatma Saifullah Yusuf, pejabat tinggi pratama dan madya Kementerian Sosial RI, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, serta sejumlah kepala daerah, para Kadinsos di Jatim, para penerima bansos dan pendamping sosial.






