Berita

Planetarium Jakarta Dibuka Kembali Setelah 13 Tahun Vakum, Edukasi Astronomi Hidup Lagi

Advertisement

JAKARTA – Planetarium dan Observatorium Jakarta kembali menyapa publik setelah 13 tahun lamanya tidak beroperasi. Fasilitas edukasi astronomi yang berlokasi di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) ini telah rampung direvitalisasi dan siap menyajikan kembali pengetahuan tentang langit kepada masyarakat, terutama para pelajar.

Sejarah Panjang Planetarium Jakarta

Planetarium Jakarta memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak awal 1960-an. Gagasan pendiriannya muncul sebagai bagian dari upaya pengembangan pusat ilmu pengetahuan di Ibu Kota. Fasilitas ini kemudian diresmikan pada tahun 1968, menjadikannya planetarium pertama di Asia Tenggara. Sejak awal, Planetarium Jakarta dirancang sebagai wahana pembelajaran ilmu falak dan astronomi yang dapat diakses oleh berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Keberadaannya juga menjadi pelengkap kawasan Taman Ismail Marzuki sebagai pusat seni, budaya, dan ilmu pengetahuan terpadu.

Fungsi Edukasi dan Observasi

Menurut keterangan resmi Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Planetarium dan Observatorium Jakarta memiliki dua fungsi utama. Pertama, sebagai sarana edukasi astronomi melalui pertunjukan simulasi langit di dalam teater kubah. Pengunjung dapat menyaksikan pergerakan planet, bintang, dan fenomena astronomi lainnya yang disajikan secara visual dan mudah dipahami. Kedua, fungsi observatorium memungkinkan pengamatan langsung terhadap benda-benda langit. Selain itu, tempat ini juga kerap menjadi lokasi kegiatan edukasi sekolah, diskusi ilmiah, dan peringatan peristiwa astronomi penting.

Pengunjung menyaksikan simulasi langit dan penjelasan mengenai astronomi di planetarium mini, kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (8/7/2025). Foto: Grandyos Zafna/detikcom

Advertisement

Revitalisasi TIM Jadi Kunci Dibukanya Kembali

Penutupan Planetarium Jakarta selama 13 tahun terakhir berkaitan erat dengan revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki. Proses revitalisasi ini bertujuan untuk memodernisasi, memperaman, dan meningkatkan representasi pusat kebudayaan tersebut. Selama periode tersebut, berbagai fasilitas di Planetarium Jakarta, termasuk ruang pertunjukan dan sistem pendukung, turut diperbarui. Akibatnya, akses publik terhadap fasilitas ini terhenti dalam jangka waktu yang cukup lama.

Harapan Baru untuk Literasi Sains

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan bahwa Planetarium dan Observatorium Jakarta kini telah kembali beroperasi setelah proses revitalisasi selesai. Pembukaan kembali ini menjadi bagian dari upaya pengaktifan kembali fasilitas edukasi dan kebudayaan di TIM. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyatakan, “Setelah 13 tahun, sejak 2012, planetarium yang digagas Bang Ali Sadikin ini alhamdulillah hari ini bisa kita hidupkan kembali.” Ia berharap Planetarium Jakarta dapat kembali berperan sebagai ruang belajar sains yang inklusif, khususnya bagi para pelajar, serta memperkuat literasi sains dan minat masyarakat terhadap astronomi.

Advertisement