LABUAN BAJO, NTT – Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo mengidentifikasi gelombang tinggi sebagai penyebab tenggelamnya kapal wisata jenis semi-pinisi KM Putri Sakinah di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Insiden ini menyebabkan hilangnya pelatih Tim B Wanita klub LaLiga Valencia, Martin Carreras Fernando, bersama tiga anaknya.
Gelombang Tinggi Hantam Kapal
Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto, menjelaskan bahwa kapal tersebut dihantam oleh gelombang tinggi atau swell yang datang tiba-tiba. “Ketinggian gelombang yang terjadi di lapangan adalah swell atau gelombang tinggi yang datang secara tiba-tiba antara 2-3 meter dan terjadi dalam periode yang singkat, hanya setengah sampai satu jam saja, sehingga itu yang membuat kesulitan di dalam kami melakukan pencarian awal, karena gelombang tinggi,” kata Stephanus, mengutip laporan Antara, Minggu (28/12/2025).
Kapal KM Putri Sakinah mengangkut total 11 penumpang, terdiri dari tujuh wisatawan asing asal Spanyol, empat anak buah kapal (ABK), dan satu pemandu wisata. Kapal mengalami mati mesin sebelum akhirnya tenggelam.
Identitas Korban Hilang
Wisatawan asal Spanyol yang dilaporkan masih dalam pencarian oleh Tim SAR gabungan adalah Martin Carreras Fernando, Martin Garcia Mateo, Martines Ortuno Maria Lia, dan Martinez Ortuno Enriquejavier. Martin Carreras Fernando sendiri dikenal sebagai pelatih Tim B Wanita Valencia.
Kronologi dan Upaya Pencarian
Kapal wisata tersebut sebelumnya melakukan perjalanan dari Pulau Kalong menuju Taman Nasional Komodo (TNK), lalu bergerak ke Pulau Padar untuk melakukan pendakian pada Sabtu (27/12) pagi. Kecelakaan terjadi saat kapal dalam perjalanan menuju Pulau Padar.
“Kami telah melaksanakan evakuasi dan berhasil menyelamatkan tujuh orang, yang terdiri dari empat awak kapal, seorang guide dan dua penumpang, kemudian yang belum ditemukan ada empat penumpang,” ujar Stephanus.
Tim SAR gabungan telah melakukan penyisiran sejauh kurang lebih 1 nautical mile selama 3 jam pada hari pertama pencarian, namun belum membuahkan hasil. Pada hari kedua, pencarian mengerahkan sekitar 40 personel gabungan dari KSOP Labuan Bajo, Basarnas, Baharkam Mabes Polri, Ditpolairud Polda NTT, Polairud Polres Manggarai Barat, Lanal Labuan Bajo, serta potensi maritim dari asosiasi pemilik kapal dan tim penyelam dari Persatuan Penyelam Profesional Komodo (P3KOM).
“Kurang lebih ada tujuh alat utama (alut) dengan hampir kurang lebih 40 personel yang kami kerahkan untuk di lapangan,” tambah Stephanus.
Jika cuaca memburuk, pos milik Balai Taman Nasional Komodo (TNK) di Pulau Padar akan difungsikan sebagai tempat berlindung bagi tim SAR gabungan.
Evakuasi Korban Selamat
Tim SAR gabungan sebelumnya telah mengevakuasi tujuh dari total 11 korban kapal wisata yang tenggelam pada Jumat (26/12) malam. Kepala Kantor Basarnas Maumere, Fathur Rahman, mengonfirmasi bahwa tim SAR langsung menuju lokasi kejadian menggunakan RIB Pos SAR Manggarai Barat setelah menerima laporan.
Dua korban selamat merupakan wisatawan asal Spanyol. Selain itu, seorang pemandu wisata dan empat kru kapal juga berhasil diselamatkan. “Sebanyak tiga orang penumpang dievakuasi oleh Kapal Nepton yang melintas dari Labuan Bajo ke Pulau Padar dan empat lainnya dievakuasi oleh Tim SAR gabungan,” jelas Fathur Rahman.






